Thomas Muller & Mesin Piala Dunia Jerman

Thomas Muller & Mesin Piala Dunia Jerman

Runner-up Bundesliga Jerman musim ini, FC Schalke 04, berasal dari jantung Lembah Ruhr dengan sejarah panjang selama 114 tahun. Klub Gelsenkirchen itu dahulu berisi para penambang yang tinggal di kawasan Schalke, dikenal sebagai julukan "kota sejuta percikan api".


Setiap musim, mereka bersaing pada Revierderby dengan rival regional, Borussia Dortmund, klub yang juga punya sejarah panjang dan didirikan di sebuah pub serta diberi nama sesuai bir lokal.

Bahkan sebelum abad 20 dimulai, Gelsenkirchen dan Dortmund telah dikenal dengan industri, produksi batu bara, baja, serta bir untuk Jerman dan luar negeri. Pada 2018, kawasan tersebut masih dikenal dengan produktivitas mereka, seiring dengan tenaga surya telah menggantikan batu bara, fokus beralih untuk mencetak pemain sepakbola.

Leon Goretzka adalah salah satu pemain berbakat yang didatangkan Schalke dari VfL Bochum saat berusia 18 tahun. S04 mengubahnya menjadi pemain berkualitas internasional, yang kini telah mengantungi medali perak Olimpiade serta gelar juara Piala Konfederasi pada usia 23 tahun.

Setelah setuju pindah ke Bayern Munich, dia kini menjadi bagian dari skuat Joachim Low menuju Piala Dunia 2018. Dia bergabung bersama pemain senior yang juga menjadi salah satu produk akademi Schalke, Manuel Neuer.

Ketangkasan Jerman dalam mencetak pemain berbakat masih terus berlangsung. Sejumlah pemain baru bermunculan di setiap pelosok negeri. Bayer Leverkusen (farmasi) dan VfL Wolfsburg (otomotif) merupakan klub yang didirikan pekerja pabrik, tapi tidak hanya di kalangan manufaktur, sekarang kota mereka juga dikenal di kalangan penggemar sepakbola.


Pada Piala Dunia 2014, pemain Bayer Leverkusen Christoph Kramer mengejutkan publik dengan tampil sebagai pemain inti Jerman menggantikan Sami Khedira yang cedera di laga final. Sayangnya, sang pemain mesti ditarik keluar karena benturan kepala. Tapi, dia seorang pemenang Piala Dunia yang tidak diduga karena sewaktu berusia 15 tahun pernah dikatakan tidak cocok menjadi pesepakbola akibat faktor tinggi badan. Delapan tahun berselang, gelandang pinjaman Borussia Monchengladbach itu ambil bagian Die Mannschaft di final Piala Dunia dengan tinggi badan 191 cm dan menjadi pemain berkualitas internasional.

Kramer berasal dari Kurtekotten, fasilitas latihan canggih milik Leverkusen yang identik dengan kebangkitan sepakbola Jerman usai kampanye Euro 2000 yang berakhir buruk. DFB mewajibkan agar setiap klub di dua kasta teratas kompetisi sepakbola mereka untuk memiliki akademi bagi pemain muda. Mereka juga menawarkan insentif finansial agar klub mau berinvestasi.


Akademi pemain muda lain di Jerman kemudian segera mengejar standar tinggi Schalke dalam mencetak pemain muda. Mereka menyatukan pendidikan ke dalam program pengembangan bermitra dengan sekolah lokal. Di bawah panduan Bodo Menze, mereka membentuk kawah candradimuka yang cocok bagi para pemain muda. Akademi-akademi lain di Jerman dengan cepat menyamainya berkat dorongan DFB dan DFL (pengelola liga).

“Pada 2001, karena kegagalan Euro 2000 setelah Jerman dihancurkan Portugal, DFB dan DFL merasa sudah waktunya untuk membenahi akademi,” ujar Menze kepada Goal.

"Saya punya firasat metode kami akan menjadi contoh buat mereka. Kerja sama dengan sekolah merupakan poin sentral dari program kami dan kami membeberkannya kepada DFB dan DFL. Artinya, kami tidak terlalu banyak melakukan perubahan dari DFB karena kami sudah lama melakukannya. Pada 2001, kewajiban memiliki akademi bagi klub-klub besar menjadi landasan yang sangat bermanfaat atas hasil baik timnas di Brasil 2014."


Laporan Bundesliga 2011 mengindikasikan bahwa dalam satu dasawarsa perubahan ini membuat klub-klub menghabiskan €500 juta (lebih dari Rp8 triliun) untuk membina dan mengembangkan pemain muda. Sebagai tambahan, DFB sendiri meningkatkan anggaran sepakbola usia dini mereka menjadi €9,5 juta (Rp156 miliar) per tahun, serta membangun lebih dari 350 pusat latihan guna menampung tak kurang dari 25.000 pemain muda.

Pada 2012, lebih dari 50 persen pemain Bundesliga merupakan lulusan akademi, lalu pada 2013 final Liga Champions diramaikan dua tim Bundesliga, dan pada 2014 Jerman kembali meraih gelar juara dunia.

Penyerang Bayern, Thomas Muller, merupakan anggota dari tim juara di dua turnamen tersebut. Dia tidak cuma menjadi satu-satunya pemain dari angka 50 persen, tetapi juga menjadi salah satu dari 20 persen pemain Bundesliga yang muncul dari sistem akademi klub sendiri.


Muller pemain produk akademi taruna Bayern. Bergabung pada 2000 sebelum perubahan DFB dan DFL bergema di seluruh Jerman. Sejak usia 10 tahun, dia berkembang dari level ke level kelompok usia, sampai akhirnya mengukir debut senior pada 2008 saat bermain sebagai pemain pengganti Miroslav Klose.

Klose, yang kini menjadi pelatih Jerman U-17, adalah pemain yang selalu meningkatkan penampilan bersama timnas Jerman. Dia mengemas dua gol pada Piala Dunia 2014 untuk menggenapkan total 16 gol yang dicetaknya sepanjang partisipasi pada turnamen, sekaligus rekor terbanyak dalam sejarah.

Klose mewakili mentalitas juara yang dimiliki Jerman, yang sering menjadi faktor penentu ketimbang aspek lain. Dia berpartisipasi pada empat Piala Dunia, selalu menggapai setidaknya semi-final, serta membantu membimbing pemain muda berkat pengalaman panjangnya.

"Setiap generasi menghasilkan para pemimpin dan pemain istimewa," ujar mantan striker dan pelatih Jerman, Jurgen Klinsmann, kepada Goal. "Saya mendapat kehormatan pada 2006 menangani tim yang dipimpin para pemain berpengalaman seperti Michael Ballack, Jens Lehmann, Oliver Kahn, dan Klose."

"Jerman sekarang dipimpin oleh Manuel Neuer, Toni Kroos, Mesut Ozil, dan Muller. Setiap generasi memiliki tantangan dan dinamika tersendiri. Kimiawi dalam tim merupakan hal paling penting dalam kepingan puzzle."

Muller akan menjadi kapten Jerman pada Piala Dunia 2018. Seperti pemain yang digantikannya saat debut Bayern, dia diharapkan bisa melanjutkan tugas mencetak gol dan memimpin pasukan Low mempertahankan gelar juara. Pengaruhnya di luar lapangan sama penting, yaitu dengan membangun mentalitas juara supaya kemampuan terbaik teman-teman setim muncul.

"Setiap pemain tahu dia menjadi bagian dari puzzle," bilang Low kepada wartawan sebelum turnamen digelar. "Tidak ada yang bisa sendirian menjadi juara dunia."

Proses membangun puzzle itu tidak sebentar. Dimulai ketika para pemain memasuki akademi klub masing-masing. Lini produksi yang dimiliki tim-tim Bundesliga menunjang persiapan sempurna bagi para pemain, memberikan pendidikan lengkap sehingga mendorong pemain jadi lebih baik serta memenuhi standar tinggi yang diinginkan.

Pemain Terbaik Jerman tiga kali, Michael Ballack, menyadari ekspektasi besar terhadap tim Low untuk kembali memenangi Piala Dunia, tapi dia yakin meski ada perubahan dalam skuat, pemimpin baru akan mampu menangani segala bentuk tekanan dalam turnamen.

"Saya kira kami punya peluang bagus, seperti biasanya," ujar Ballack kepada Goal. "Kami juara bertahan. Saya kira kami memang kehilangan banyak pemain penting dalam empat tahun terakhir, beberapa pemain pemimpin, tapi kami punya kualitas yang cukup di dalam skuat untuk menggantikan mereka. Tidak cuma itu, mereka juga bisa memberikan hasil baik, mengatasi tekanan, dan itu kenapa tim ini memiliki keseimbangan yang baik. Kami punya pelatih berpengalaman."

"Mungkin agak berbeda jika kami bermain di semi-final atau final dengan ekspektasi tinggi karena kami juara bertahan, jadi kami harus selalu mampu menyandang status itu. Peran yang agak baru. Tapi selalu akan ada ekspektasi buat Jerman. Mereka selalu seperti biasanya mereka. Tim sudah siap untuk hal seperti itu."

Ballack menyatakan mentalitas juara dimiliki generasi pemain timnas Jerman yang ada saat ini. Dia juga yakin, persiapan dan pengelolaan bertahun-tahun akan mendatangkan sukses bagi Jerman, melampaui penampilan tim berbakat lain di Rusia.

"Mentalitas Jerman secara keseluruhan sangat teratur. Ketika mengerjakan tugas, tidak masalah kualitasnya seperti apa, kalau mengerjakannya, artinya Anda sangat siap. Anda tahu dan Anda punya rasa kepercayaan diri yang diperlukan diri dan itu memberikan rasa aman," sambungnya.

 
"Saya rasa dengan semua kegembiraan dan rasa gugup yang dimiliki semua tim dan pemain, Anda memerlukan jaringan keamanan saat terjun ke turnamen seperti ini. Ketika Anda melihat rekan setim, Anda tahu dia siap, Anda tahu betapa berat dia berlatih, dan betapa disiplinnya dia. Selalu ada rasa keyakinan ekstra dan keamanan ketika hendak bertanding."

"Ini mungkin memberikan kami tambahan semangat yang diperlukan saat berada dalam situasi sulit. Sulit menjelaskannya. Itu mentalitas kami. Kami memang punya rekor bagus di turnamen-turnamen besar dan untuk dapat melakukannya, Anda harus punya kualitas dan Anda harus melakukan tugas. Saya kira kami punya kombinasi yang bagus dari kedua aspek tersebut."

Jerman memiliki paduan yang pas antara pemain berpengalaman dan pemain muda di Rusia. Sejumlah pemain yang memenangi Piala Konfederasi tahun lalu bergabung dengan anggota skuat yang menjuarai Piala Dunia 2014. Jerman memiliki skuat yang seimbang dan menarik. Semua pernah merasakan sukses baik di level klub maupun internasional. Mereka tahu apa yang dibutuhkan untuk menjadi juara.

Pola pikir seperti ini lah yang menjadikan Jerman sebagai favorit juara. Para pemain mereka tidak hanya mampu meningkatkan level penampilan di timnas, tapi bisa melewati hambatan guna membuktikan diri bersaing masuk skuat Die Mannschaft.

Manuel Neuer tidak bermain buat Bayern sejak September, tapi akan menjadi kiper utama Jerman di Rusia. Dia bukan cuma kiper terbaik dunia di atas lapangan, tapi juga terbaik secara mentalitas. Pemain lain mungkin menyerah saat berlatih fitness dan memilih menonton dari rumah, tapi semangat dan kehadiran Neuer mendorongnya lebih jauh melewati pemain lain.

"Pengalamannya, kepribadiannya, menjadi dirinya sendiri, adalah alasan Jogi Low tetap menyertakannya ke dalam skuat serta memberinya kesempatan menjadi pilihan utama," bilang Menze. "Dia memiliih kiper nomor satu dan mudah-mudahan dia kembali dengan membawa peringkat satu dari Rusia."

Ketika pemain bergabung ke dalam skuat Jerman, mereka menempatkan klub masing-masing di belakang. Jerman adalah tim yang kompak, bukan semata kumpulan pemain-pemain klub. Sebagai buktinya, Ozil akan melupakan musim buruknya bersama Arsenal dan siap bersinar.

"Ozil pemain yang luar biasa dan bakat yang hebat," lanjut Menze. "Kalau harinya sedang baik dan dia dalam performa bagus, dia bisa memberikan perbedaan dengan kaki kirinya mengawali serangan."

Neuer dan Ozil berasal dari akademi Schalke, dibentuk menjadi bakat berkelas dunia berkat metode canggih Bundesliga. Sama seperti halnya pemain lain dalam skuat, misalnya Muller dan Mats Hummels yang berkembang di Bayern.

Industri Jerman berkembang pesat dalam 100 tahun terakhir. Batu bara dan baja tidak lah sepenting dulu. Namun, mereka tetap menambang komoditas ekspor berkualitas tinggi berupa produk-produk dari akademi klub. Beberapa di antaranya siap menghasilkan emas lagi musim panas ini.

Illustration by Maarten Claassen
maartenclaassen.nl

Sumber




Contact Us

Name

Email *

Message *

Popular Post

Categories

Arsip Blog